Kamis, 04 Juni 2015

IDe bisnis Sister Ojek, Review model Bisnis aliran Pemberdayaan

Sister Ojek, Review model Bisnis aliran Pemberdayaan
Barangkali memang dalam kondisi budaya yang selalu mengajarkan untuk belanja dibanding memproduksi dan berdagang ini, butuh waktu bertapa (inkubasi) bagi para enterpreneur untuk menemukan sebuah model bisnis yang bisa diterima oleh publik dan layak dijalankan. Selain sistem politik dan birokrasi serta ekosistim sosial-budaya yang sangat minim memberikan dukungan pada berkembangnya para enterpreneur atau wirausahawan. Sebagai seorang pelaku pemberdayaan, penulis sering menemukan banyak orang yang memiliki ide bisnis dan konsep bagus dalam upaya memulai sebuah cara mendapatkan kemerdekaan dan kesukaan hidupnya selalu dihadapkan pada tantangan daya beli atau nilai ekonomis sebuah produk. Sehingga hal yang dibutuhkan dari seorang enterperenur bukan saja kemampuan menemukan produk yang bisa dijual lalu juga bisa diterima oleh publik tetapi jangan lupa pilar bagaimana cara membelinya juga menjadi faktor penting. Tulisan pendek ini diarahkan untuk mencoba mereview atau juga mengkampanyekan sebuah model bisnis yang dimulai dan terinspirasi oleh semangat pemberdayaan dan tulisan-tulisan mengenai situasi sosial kemasyarakatan atas rasa aman dan kepastian ekonomi yang sering sekali tidak menjadi daya tarik bagi para pengamat ekonomi, menurut penulis memang ada baiknya tidak menjadi pembicaraan para pengamat, biarkan saja begitu sehingga tetap terlindungi sebagai usaha micro-enterpreneur yang lahir dari realitas dan peluang yang selalu ada. Model bisnis yang menjadi amatan penulis pada tulisan ini sering dikenal dengan Ojek, moda transportasi berbasis dadakan yang muncul berdasarkan situasi dan permintaan dari kebutuhan akan tranportasi publik yang memiliki jalan-jalan sempit dibanyak lokasi, dan juga mengalami fenomena macet dimana-mana. Persoalan klasik tapi terus dipelihara oleh sistem ekonomi yang lebih besar. Usaha yang mungkin layak disebut dengan usaha pinggiran yang memberikan kesempatan kepada banyak orang untuk mendapat akses yang lebih pasti dari hanya sekedar bekerja kantoran yang membutuhkan keahlian dan embel-embel sarjana. Ide bisnis yang memiliki kemungkinan tumbuh dan berkembang seiring dengan masalah kemacetan, kegagalan transportasi dan lemahnya penanganan sistem tranporatasi publik yang memberikan kemudahan-efektifitas dan efisiensi bagi masyarakat. Nah penulis melihat satu merek dagang manajemen transportasi seperti sister-ojek.com  (Sis-O), mungkin akan memberikan warna baru bagi para penggiat pemberdayaan untuk melihat bisnis dari sudut pandang yang berbeda, dan bagaimana menggeser masalah sosial menjadi sumberdaya yang sangat mungkin ditumbuh kembangkan dan menghasilkan. Sister Ojek menggadang motto sebagai jasa transportasi Taxi-Motor menyediakan pengemudi ojek perempuan yang ramah perempuan dan anak pertama di Indonesia semoga bisa memberikan peluang kepada perempuan kepala keluarga mengakses sistem ekonomi.
Baca juga: Institutisionalisasi Pemuda Pemberdaya
Sumber Foto: http://sister-ojek.com/
Posted by: Konsultan Pemberdayaan Konsultan Manajemen Updated at : 09.58

Tidak ada komentar:

Posting Komentar